Gurah Imogiri, Metode Pengobatan Tradisional Yang Mengharumkan Bantul

Sudah soal area makam Imogiri, juga sudah soal ciri khas batik ala Giriloyo Imogiri. Beberapa waktu lampau kami juga sempat mengulas mengeni wedang uwoh khas dari tanah Imogiri, maka kali ini kami akan kembali mengulas soal ciri khas Imogiri lainnya, yakni gurah Imogiri.

Gurah Imogiri, Metode Pengobatan Tradisional Yang Mengharumkan Bantul
Gurah Imogiri, Metode Pengobatan Tradisional Yang Mengharumkan Bantul (Photo by, huffpost.com)

Bagi beberapa orang di luar kawasan Jogja mungkin asing dengan metode pengobatan gurah ini. Berbeda dengan masyarakat sekitaran Jogja yang lebih familier dengan metode pengobatan yang konon membersihkan sistem pernafasan dan hidung dan membantu mengatasi beragam penyakit terkait pernafasan.

Bahkan metode ini sudah mengalami proses riset oleh Kedokteran UGM dan terbukti memiliki sederet manfaat dari metode gurah, termasuk untuk mengatasi beberapa keluhan seperti peradangan pada paru-paru, sinusitis, amandel dan banyak keluhan area pernafasan lain.

Metode gurah ini memang asli berawal dari Imogiri. Dalam sejarahnya metode gurah ini ditemukan oleh seorang pakar pengobatan tradisional sekaligus tokoh kyai ternama asal daerah Giriloyo bernama Kyai Marzuki pada tahun 1900.

Metode gurah Imogiri ini memanfaatkan air hasil sulingan dari perebusan akar dan daun tanaman Sirgunggu yang merupakan tanaman perdu asli dari daerah Imogiri.  Pada awalnya, metode gurah ini dimanfaatkan untuk menjernihkan suara para qori dalam membaca Al Qur’an. Kyai Marzuki sendiri memang mengasuh sebuah pesantren besar di kawasan Giriloyo yang juga dikenal sebagai penghasil qori yang berkualitas di Jogja.

Baca Juga:  6 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh Yang Belum Kita Ketahui

Mendengar bagaimana hasil penggunaan metode gurah ini terhadap kualitas suara para qori, akhirnya membuat banyak pula pesinden lokal datang ke kawasan Giriloyo untuk ikut menjalankan gurah Imogiri. Dan inilah yang kemudian mengembangkan metode gurah ini dikenal di seluruh Jogja.

Perkembangan usaha gurah Imogiri ini terus berjalan seiring waktu sampai dikenal di kota-kota lain. Murid dari pesantren yang berada di bawah asuhan kyai Marzuki juga turut mengembangkan usaha gurah ini di beberapa daerah lain dengan tetap mengusung judul yang sama, bisnis gurah Imogiri. Kenyataan ini juga meningkatkan popularitas dari metode gurah Imogiri ini, karena seakan membuka cabang ke berbagai kota di Indonesia.

Ini mendorong banyak orang berdatangan ke kawasan Giriloyo Imogiri untuk menemukan pusat gurah Imogiri asli. Hingga kini ketika empunya Gurah itu sudah tiada, usaha gurah Imogiri ini masih diteruskan oleh murid dan keluarga dari kyai Marzuki. Salah satu yang paling banyak dikenal adalah bapak Hisyam yang juga masih kerabat dari Kyai Marzuki.

Baca Juga:  Manfaat Memelihara Kucing Yang Perlu Anda Ketahui

Kalau Anda ingin menjajal merasakan pernafasan yang lega dan segar serta mengatasi beragam penyakit terkait pernafasan Anda bisa mengunjungi beberapa gerai gurah Imogiri yang mudah Anda temukan di kawasan desa Giriloyo Wukirsari, Imogiri. Lokasinya tidak jauh dari makam Giriloyo dan masih satu kawasan dengan kampung batik. Dengan tariff sekitar 25 ribu satu kali kunjungan, konon hasil yang didapat akan sangat memuaskan.

Baca juga : Nostalgia, Sembari Menikmati Gudeg Djuminten Yang Penuh Sejarah

Bagikan ke sosmed kamu

3 Komentar

  • Kalo ke Gurah Hisyam hati hati. Mending nanya tarif di awal. Pak Hajinya bilang sekedarnya. Tapi setelah selesai gurah, ibu2nya minta tarif tinggi ( nuthuk ). Terakhir kmrn Juni 2019 minta 150 rb per orang.

    Balas
    • Wadaw… terima kasih informasinya kak, semoga jadi pelajaran buat yang lain.

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas