Nostalgia, Sembari Menikmati Gudeg Djuminten Yang Penuh Sejarah

Ada yang kurang rasanya berlibur ke kota gudeg tapi tidak ikutan icip-icip kuliner ikon satu ini. Dan kali ini kami akan mengajak Anda menjajal satu penjaja gudeg yang istimewa. Yang membuat gudeg satu ini istimewa karena konon gudeg ini adalah penjual gudeg tertua di Jogja, namanya Gudeg Djuminten.

Nostalgia, Sembari Menikmati Gudeg Djuminten Yang Penuh Sejarah
Nostalgia, Sembari Menikmati Gudeg Djuminten Yang Penuh Sejarah

Beberapa cerita orang tua mengatakan bagaimana gudeg ini selalu menjadi favorit para tokoh dan pejabat negara dari jaman awal kemerdekaan. Bahkan menjadi salah satu gudeg langganan istana aliasn gedung Agung selain gudeg Yu Djum yang memang lebih populer.

Gudeg Djuminten ini berdiri sejak tahun 1925 dan masih berlokasi di tempat yang sama sampai sekarang, di kawasan Kranggan Yogya tengah. Gudeg ini masih menghadirkan nuansa heritage dan kesan warung kuno begitu Anda mengunjunginya.

Menurut beberapa orang tua, popularitas gudeg Djuminten kalah dari gudeg Yu Djum hanya karena lokasi gudeg Yu Djum di tengah kawasan keraton dan dekat dengan area beteng atau area pagar dalam perkompleksan keraton. Ada kesan gudeg yu Djum adalah gudegnya orang keraton dan ini meningkatkan pamornya di pasaran.Tapi kalau soal tua, jelas gudeg Djuminten ini ratunya.

Baca Juga:  Makan Enak di Jogja, Angkringan Widjilan

Tapi bagaimana dengan urusan rasa? Berkiprah selama 90 tahun sudah tentu membuat warung gudeg ini memiliki keistimewaan soal rasa. Tidak mungkin juga mampu bertahan selama itu kalau memang rasanya tidak special. Malah beberapa pelanggannya adalah pelanggan turun temurun dari nenek sampai cicit yang terus setia membeli gudeg dari kedai gudeg Djuminten ini.

Gudeg nangka yang disajikan merupakan gudeg basah dengan kuah areh berlimpah. Gudeg tetap memiliki rasa gurih yang kuat, gurih dari proses masak yang tanak berjam-jam pada bahan nangka dan aneka bumbunya.

Rasa manisnya sedang dan cukup sebanding dengan aroma kuat dari gudeg yang harum. Porsinya tidak pelit dan ayam yang disajikan juga menggunakan ayam kampung yang sudah dimasak sangat lama sampai rasa legitnya meresap sampai ke tulang. Dan sudah pasti daging ayam kampungnya sudah berubah menjadi lembut dan mudah dikunyah.

Tidak sempurna kan mencicipi gudeg tanpa sambal krecek khasnya. Di sini krecek yang digunakan jelas kualitas baik, karena meski tampak kental dan “jemek” tetapi tetap saja kreceknya utuh dan tidak hancur, tetapi juga tetap lembut kala dikunyah. Dan soal rasa, sambal goreng kreceknya mantap serasi dengan gudeg yang disajikan.

Baca Juga:  Telusuri Ragamnya Kuliner Jogja di Bawah Fly over Janti

Yang membuat Anda semakin takjub, seporsi nasi gudeg dengan sambal krecek dan ayam suwir hanya dihargai Rp 15 ribu. Untuk gudeg asli Jogja yang kita tau proses masaknya  tergolong rumit dan lama, harga ini tergolong sangat murah. Tidak heran kalau sebentar saja Anda tongkrong-tongkrong di gerainya di sudut barat belakang pasar Kranggan, Anda akan menemukan silih berganti pengunjung ingin menikmati gudeg tua asli Jogja milik gudeg Djuminten ini.

Baca juga : Ini Dia Embung Tambakboyo, Lokasi Asyik Buat Santai Sejenak

Photo by, Tanti Ratnasari

Bagikan ke sosmed kamu

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas