Wisata Sejarah Blusukan Di Situs Payak, Petirtaan Kuno Yang Tersisa

Wisata Sejarah Blusukan Di Situs Payak, Petirtaan Kuno Yang Tersisa
Wisata Sejarah Blusukan Di Situs Payak, Petirtaan Kuno Yang Tersisa

Bicara soal wisata sejarah blusukan, rasanya memang Jogja ini salah satu surganya. Buat Anda yang punya daya penasaran lebih dari yang lain dan siap untuk bertualang sedikit lebih dalam mencari blusukan ke daerah-daerah terpencil, Jogja siap memanjakan hasrat besar Anda dengan segudang kawasan wisata yang bahkan hampir tak dikenal orang.

Salah satu lokasi wisata sejarah blusukan di Jogja yang boleh Anda cari adalah situs Payak. Tak banyak yang mengenal situs yang bentuknya menyerupai candi pendek dengan ukuran hanya sekitar 3×1 meter ini. Dan memang hingga kini tak banyak pula riset yang dikembangkan terkait bangunan berbentuk U yang diyakini adalah sisa bangunan pertirtaan atau kawasan sumber air khusus untuk aktivitas keagamaan kaum Hindu.

Situs Payak, yang terletak di Dusun Payak, Kec. Piyungan, Kab. Bantul, Yogyakarta memang sangat cocok sebagai salah satu obyek wisata sejarah blusukan mengingat lokasinya sendiri relatif tidak banyak diketahui orang, cukup tersembunyi di jalur Jogja – Wonosari di kawasan km 12.

Baca Juga:  Plengkung Gading Jogja memiliki makna Nirbaya yang tidak Sembarangan

Para pakar meyakini bangunan ini berdiri pada masa kerajaan Hindu di abad 9 dinasti Sanjaya Mataram Kuno. Ini berdasar fakta ditemukannya satu sosok patung Dewa Siwa pada sisi dalam petirtaan. Apalagi di kala ditemukan oleh para pekerja batu bata, terdapat begitu banyak gerabah berukir yang menandakan petirtaan ini kerap menggunakan gerabah khusus untuk mengangkut air sehingga beberapa pakar memperkirakan petirtaan ini di masa lalu digunakan sebagai sumber air peribadatan.

Uniknya situs ini menghadap ke arah Barat Daya dan bukan ke arah salah satu 4 penjuru mata angin utama sebagaimana kebanyakan bangunan di kawasan Jawa. Bangunan ini juga tampak tenggelam dalam tanah tak kurang dari 3 meter. Belum ada data memadai untuk memastikan apakah posisinya yang dalam ini sepenuhnya efek erupsi merapi atau memang ada faktor lain.

Di sisi tengah pertirtaan ini tampak jelas sisa-sisa sumber air. Kini sumber air sudah tak lagi berfungsi dan sepenuhnya kering. Dan hanya tersisa ceruk tanah yang tidak terlalu dalam, sehingga tidak bisa diketahui seberapa dalam sumur dari sumber air ini di masa lalu.

Baca Juga:  Museum TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta: Koleksinya Lengkap

Beruntung kini situs Payak sudah dikelola oleh BP3 Jogja dan dirapikan sehingga memberi kesan nyaman dan asri. Tak banyak memang yang bisa Anda temukan di sini kecuali keunikan petirtaan masa lampau yang bisa jadi menyimpan beragam kisah masa lalu yang tak mudah lagi terkuak.

Tapi buat Anda yang memang hobi wisata sejarah blusukan, jelas petirtaan ini bukan ide buruk untuk Anda incar dan buru. Apalagi dengan lokasi yang masih relatif terjangkau dari Jogja kota, rasanya Anda bahkan bisa mampir sesaat dalam perjalanan Anda menuju kawasan wisata di pantai Gunung Kidul.

Baca juga : Ini dia Kisah Saksi Wisata Religi Sejarah Jogja Di Situs Giring

Photo by, Daniel Kurniawan | yogyakarta.panduanwisata.id

Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas