Malioboro Yogyakarta Bak Serbuk Sari Bagi Wisatawan

Malioboro Yogyakarta Bak Serbuk Sari Bagi Wisatawan
Malioboro Yogyakarta Bak Serbuk Sari Bagi Wisatawan

Mendengar kata Malioboro Yogyakarta, mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia pada umumnya. Jalan ini merupakan garisi majiner Kraton Yogyakarta yang membentang dari Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, titik nol Yogyakarta (Perempatan kantor pos Yogyakarta ) melintasi Jalan Malioboro Yogyakarta, melintasi jalan Margumulyo dan Jalan Margutomo sampai di Tugu Yogyakarta hingga pada akhirnya Gunung Merapi.

Jalan yang bersejarah ini, sejak jaman dulu merupakan jalan utama tempat berlangsung nya beraneka kirab (iring-iringan) perayaan. Karena setia pacara sepanjang 1 km ini pada saat itu selalu dipenuhi karangan bunga, oleh sebab itu jalan ini di namai Malioboro. Karena dalam bahasa sansekerta, Malioboro berarti jalan karangan bunga.

Karena keberadaan Pasar Gede (Pasar Bringharjo) di bagian selatan dan juga kawasan pemukiman etnis Tionghoa di daerah Ketan dan membuat Malioboro Yogyakarta semakin hari semakin ramai. Dan lalu kemudian menjadi poros perekonomian masyarakat sekitar. Selain alasan itu juga terdapat kawasan kompleks Indische yaitu Benteng Vredeburg, Gedung Agung, dan Kantor DPRD.

Jalan Malioboro kini semakin di penuhi oleh para wisatawan asing maupun domestic, pedagang kaki lima yang berjualan sepanjang kiri kanan juga menjadi magnet bagi anda penikmat kuliner Yogyakarta. Mulai dari makanan ringan hingga berat tersedia di sepanjang jalan ini. Apalagi bagi anda penyuka shoping, karena sepanjang jalan ini terdapat ratusan kios penjual pernak-pernik, baju murah, makanan khas, hotel murah dan batik Yogyakarta yang sangat keren.

Baca Juga:  Tips Bertamu Agar Si Pemilik Rumah Tidak Terganggu dan Terbebani

Menikmati malam di sepanjang jalan ini tentu takanter lupakan, karena setiap moment merupakan keindahan tersendiri bagi para wisatawan. Suasana yang ramai, jalanan macet, gaduh riuh teriakan ramah para pedagang menawarkan daganganya. Tawar menawar antar pembeli, sekedar berfotoria atau menikmati wedang ronde (minuman hangat) di pinggir jalan akan menjadi kenangan yang indah.

Suasana romantic menjadi kenangan tersendiri bagi para pasangan yang menghabiskan bulan madunya di Yogyakarta dan berjalan-jalan sepanjang jalan Malioboro. Para pengamen yang tampil dengan gaya etnik, penari jalanan yang memukau, hingga cosplay pakaian hantu yang ramah. Merupakan surge bagi pecint abarang-barang antic juga.

Jadi, jika anda sudah merencanakan diri untuk berlibur disini jangan lupa untuk membawa double koper, karena bias jadi anda membeli oleh-oleh yang banyak karena harga yang relative murah dan terjangkau. Berwisata bersama keluarga akan jauh lebih menyenangkan, atau bersama rombongan sekolah, teman-teman, dan para sahabat.

Rangakaian sejarah yang terjadi sepanjang jalan ini dari masa ke masa, menjadikan jalan Malioboro Yogyakarta menjadi magnet bagi wisatawan untuk ingin kembali berlibur di sini. Sungguh pesona Malioboro Yogyakarta yang takan terlupakan.

Baca Juga:  Situs Pleret, Peninggalan Kerajaan Yang Disebut-sebut Sebagai Harimau dari Pulau Jawa

Cerita akan terus berlanjut seiring berjalanya waktu, masih ingat jelas ketika artikel ini pertama kali dibuat. Berjam – jam didepan laptop, masih kaku merangkai kata, namun tetap dibuat untuk terus memberi informasi secara gratis di sobatjogja.com, hingga saat ini sudah lebih dari ratusan artikel penting yang wajib sobat baca.

Malioboro Yogyakarta Bak Serbuk Sari Bagi Wisatawan
“dad, please pick me now.. i think i’m lost” — message Sent! (Photo by, Puguh Indrasetiawan)

Semoga pembahasan dari Pesona jalan Malioboro di Yogyakarta ini membuat anda semakin tertarik untuk pergi berlibur di Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena inilah alasan mengapa Anda wajib untuk berlibur di Yogyakarta.

Photo by, hellofathia.files.wordpress.com

Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas