Nilai Investasi Rp 2,33 Triliun Rencana Pembangunan Tol Layang Jogja – Solo

sobatjogja.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang mengkaji rencana pekerjaan ruas Jogja-Solo yang diperkirakan memiliki panjang 40,5 Km dengan invstasi senilai Rp 2,33 Triliun.

Nilai Investasi Rp 2,33 Triliun Rencana Pembangunan Tol Layang Jogja - Solo
Nilai Investasi Rp 2,33 Triliun Rencana Pembangunan Tol Layang Jogja – Solo (Photo by, gettyimages.com)

Pembangunan ruas jalan pemerintahan ini berkaitan dengan masterplan ASEAN G2B kaitanya pembangunan infrastuktur jalan tol Jogja – Solo dan tol Sukabumi – Ciranjang – Padalarang.

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono pada pertemuan antara Wapres Republik Indonesia Jusuf Kalla dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Dimana pada pertemuan tersebut Sri sultan mengusulkan agar tol Jogja – Solo dibuat melayang (elevated), guna mengatasi kesulitan pembebasan lahan dikemudian hari.

Recana tersebut nantinya akan disatukan dengan BPJT ruas tol Cigatas atas usulan UEM Group Berhard (Malaysia) dan PT. Jasa Marga (Persero), dimana keduanya saat ini sedang menyusun kajian kemungkinan proyek ini, dengan pembangunan bertahap setelah pelelangan Tol Cigatas.

Menurut masterplan infrastruktur penghubung negara ASEAN sebesar Rp 1430 Triliun per tahun.
Memungkinan penghubung tol kawasan Borobudur Bawean – Jogja segera mungkin dikerjakan dari jadwal semula yaitu pada tahun 2018.

Baca Juga:  Gereja Ganjuran, Budaya Kristen Eropa Dengan Budaya Khas Jawa

Dimana jalan tol tersebut dapat memicu percepatan ekonomi di kawasan Borobudur sebagai KSPN, menurut Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Rido Matari untuk strudi kelayakan memerlukan watu satu semester saja, sudah termasuk jumlah anggaran yang dibutuhkan.

Alasan klasik pembebasan lahan dan isu lingkungan yang biasa terjadi ini yang membuat ide tol layang akan jadi pilihan tepat bagi pemerintah.

Nah, menurut Sobat gimana mengenai tol Jogja – Solo ini? berikan pendapat kalian ya, dikolom komentar.

Bagikan ke sosmed kamu

18 Komentar

  • min tahun kemarin di wilayah saya desa tanon kec sawit udah di ukur buat jalan toll apakah benar akan di bngun 2019..tapi sampai sekarang blm ada kabar lagi

    Balas
  • pikirkan kami yg rumahnya trgusur krn pembangunan tol. bukan tentang biaya gnti ruginya, tapi tentang kenangan masa kecil kami yg teramat mahal… bisakah tol it dibangun tanpa hrus menggusur rumah kami?

    Balas
    • hai kak zahra, pertanyaan yang sangat bagus sekali, jujur kami tidak memiliki jawaban yang tepat untuk pertanyaan anda ini, kami yakin disetiap pembangunan selalu ada pro dan contra, selalu ada baik dan buruknya, mungkin kami tidak dapat memberi saran maupun merubah rencana pemerintah, namun satu hal yang pasti yaitu pengorbanan kita sebagai masyarakat akan berdampak positif terhadap kemajuan bangsa kedepannya…

      Balas
    • Benar kak.. padahal kami membangun rumah dri nol hasil keringat sendiri.. prihatin demi membangung rumah.. blm menikmati udh ada isu penggusuran untuk jalan tol…

      Balas
  • Setiap 1 minggu sekali saya menjalani rute jogja-solo dan begitu jg sebaliknya. Saat akhir pekan jalur tersebut sangat padat dan terkadang diperparah oleh banyaknya jumlah kendaraan yang menumpuk disetiap lampu merah. Panjang antrian di lampu merah pun mencapai 300 meter dan bahkan di hari minggu kemacetan mengular hingga 500 meter. Ditambah jumlah lampu merah yang begitu banyak. Sudah saatnya jalur tersebut dibangun tol untuk mempersingkat waktu tempuh yang jika lewat jalur provinsi bisa mencapai 2,5jam. Kalau ada tol saya yakin jogja-solo bisa ditempuh 45menit.

    Balas
    • Positif sekali dampaknya ya, terima kasih telah ber-opini kak… Semoga kedepan bisa terealisasi, mari kita doakan bersama untuk yang terbaik kedepannya… Matur nuwun~

      Balas
  • Semoga saja berjalan lancar’ dukung terus pembangunan negeri. Biar maju Indonesia ku tercinta..!

    Balas
  • Solo-jogja sudah sangat melelahkan. Kecepatan rata2 sekitar 30 km/jam. Ada 35 lampu merah sepanjang 65 km perjalanan Solo-Jogja. Artinya rata2 ada 1 lampu merah tiap 1,88 km. Jelas ini bukan tipikal perjalanan luar kota. Maka saya sangat mendukung pembangunan tol Solo-Jogja.

    Balas
    • Terima kasih telah memberikan masukan, terima kasih juga sudah beropini…

      Balas
  • Elevated Tol Joglo perkiraan 80% di atas jalan dan 20 % pembebasan lahan penduduk (Semoga ga ada ganti rugi adanya ganti untung)

    Balas
    • Apakah informasi tersebut, dapat dipertanggung jawabkan?

      Balas
    • Untuk rencana lebih tepatnya kami kurang begitu paham, mungkin diantara pembaca yang lain, ada yang bisa menambahkan, silahkan komen dibawah ini, terima kasih ~ mari berbagi informasi

      Balas
  • jln lama panjangnya sktr 65 km jadi kalu layang elevated diatasyg ada mestinya panjangnya ya +/- sama kecuali klua nyidat/pelurusan jalan ya artinya tetap pembebsan lahan perlu, belum lagi untuk putaran/U turn , simpangan jalan lama terutama pada kota2/daerah yang dilalui spt kartosuro, delanggu,klaten, bendogantungan/arah ke bayat/gn kidul, prambanan, dll perlu area entrance/exit yang artinya perlu pembebasan lahan. bagi yg mau jual tanah dipinggir jalan raya yang bersinggungan dgn keperluan akses tsb tentunya tak masalah yg penting rembug bersama unt kepentingan publik, semoga berhasil

    Balas
  • Jalan jogja solo yg ada sekarang saja kualitasnya sangat buruk. Kalau mau dibuat jalan melayang, apa tidak lebih berbahaya?Indonesia gitu lho, semoga tidak dikorupsi

    Balas
    • Meski begitu ini masih dalam tahap perencanaan, mengingat volume kendaraan di DIY yang terus meningkat, sekarang kembali kepada keputusan Pemerintah terkait dalam hal ini. Terima kasih telah ber-opini, sebagai masyarakat tentu saja kita mengharapkan yang terbaik dari Pemerintah.

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas