Candi Banyunibo, Mengikat Dengan Suasana Damai

Candi Banyunibo, Mengikat Dengan Suasana Damai
Candi Banyunibo, Mengikat Dengan Suasana Damai

Candi Banyunibo begitulah candi ini dinamai, berlokasi di areal persawahan Candi Banyunibo menjadi tempat wisata sejarah Yogyakarta yang menyimpan banyak kisah dan cerita. Begitu menarik bila kita membahas tentang Candi Banyunibo, yang memberi kesan damai ini. Seperti itulah yang dapat Sobat Jogja rasakan kala berkunjung ke Candi Banyunibo ini.

Tak heran bila banyak wisatawan yang berkunjung ke Candi Banyunibo ini, sebab lokasi candi yang tidak jauh dari deretan candi lainya seperti, Candi Ratu Boko, Candi Barong, dan Candi Ijo. Bahkan hanya 5,6 km arah selatan Candi Prambanan. Karenanya jangan lewatkan Candi Banyunibo ini, dan rasakan kedamaian yang dapat Sobat rasakan dengan hamparan sawah dan pepohonan di sekelilingnya.

Penelitian situs purbakala Candi Banyunibo ini mulai dilakukan pada tahun 1940, setelah itu pada tahun 1943 barulah dimulai penyusunan, batu – batu candi yang letaknya bergeseran. Pemugaran dilakukan secara bertahap mulai dari bagian bawah atau soubasement, kaki candi, tubuh atau dinding candi, dan perlengkapan candi serta pagar candi di sisi sebelah utara.

Hingga akhirnya pada tahun 1976 selesai dilakukan pemugaran Stupa Candi Banyunibo yang menandakan rampungnya pemugaran Candi Banyunibo ini. Berdasarkan hasil riset dan penelitian, mengenai bukti – bukti sejarah yang ada diperkirakan Candi Banyunibo ini di bangun pada abad ke-9 Masehi. Yang pada saat itu masih berada di bawah kekuasaan Kerjaan Mataram Kuno yang dipimpin oleh Rakai Panangkaran.

Baca Juga:  Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama: Mewariskan Nilai Perjuangan

Bangunan Candi Banyunibo ini terdiri dari 1 bangunan candi induk dan 6 candi perwara, yang berbentuk stupa mengelilingi candi utama pada sisi sebelah selatan dan timur. Candi Banyunibo sendiri menghadap ke arah barat. Di sebelah bagian utara terdapat tembok atau pagar candi yang terbuat dari batu, membujur dari barat ke timur sepanjang 65 meter.

Nama Candi Banyunibo merupakan bahasa Jawa yang artinya “Air yang jatuh menetes”. Melihat bentuk candi yang memiliki sebuah Stupa di puncaknya Candi Banyunibo ini merupakan Candi Suci Buddha. Keindahan candi ini akan nampak jelas terlihat dikala Sobat melihat ornament yang berada di sekeliling candi. Terdapat pula relief – relief yang menggambarkan kedamaian.

Terdapat juga arca – arca singa yang berada di kanan dan kiri saat Sobat mulai menaiki anak tangga. Masuk kedalam candi terdapat hiasan relief Dewi Hariti atau Dewi Kesuburan dan relief Vaisaravana pada sisi pintu masuk. Masuk kedalam candi dapat kita jumpai 8 buah jendela yang mengelilingi dinding candi. 3 relung tanpa arca juga dapat kita lihat di tengah – tengah jendela tersebut.

Candi ini memiliki ukuran yang cukup besar, mengingat kegiatan keagamaan yang dilakukan dimasa itu sangat central. Candi induk sendiri memiliki ukuran 15.3 x 14.2 meter dan tinggi 14.2 meter, cukup besar untuk menampung banyaknya masyarakat yang datang untuk berdoa. Ditambah lagi luas sekeliling candi yang luas menunjukan Candi Banyunibo wajib dikunjungi.

Baca Juga:  Museum Tani Jawa: Belajar Teknik Pertanian Dari Masa Lalu Hingga Kini

Sungguh menyenangkan berkeliling menikmati suasana Candi Banyunibo, yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota. Duduk sambil bercengkrama di bawah pohon rindang memandangi dari kejauhan Candi Banyunibo melihat para pengunjung yang tak henti – hentinya datang membuat hati ini terasa nyaman. Ditambah lagi angin ladang yang bertiup spoi – spoi smilir di telinga, menambah kesejukan batin.

Tidak sulit untuk menjamah Candi Banyunibo ini, lokasinya berada di selatan Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Anda bisa berkendara atau menggunakan anggkutan Umum seperti Tans Jogja atau kendaraan umum lainya. Berkeliling Yogyakarta memang menyenangkan bila berjalan melangkahkan kaki ke tempat – tempat bersejarah.

Agar kita bisa lebih mengenal lagi peradaban masa lalu bangsa Indonesia, supaya sekarang bisa belajar dari pengalaman masa lalu bangsa Indonesia. Di harapkan bila anda datang ke tempat wisata yang bersejarah ini, untuk tidak melakukan tindakan merusak seperti mencoret atau membuang sampah sembarang, sebab kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga situs purbakala ini.

Jangan biarkan tenggelam lagi candi – candi yang sudah berusaha hadir di masa modern ini yang mulai lupa akan sejarah yang seolah dilupakan. Dan tetap kemanapun anda berwisata di se-antero Indonesia untuk tetap menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Photo by, Arkeolog Jawa dan Muhammad Ambarr Bahr

Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas