Makam Seniman Giri Sapto, Peristirahatan Terakhir Maestro Seni Yogya

Pada tahun 1980, seorang tokoh seniman lokal Yogya yang sudah mendunia dengan karya-karyanya, Dr.  (HC) RM. Sapto Hoedojo FRSA (Felloe Royal School of Art) berkeinginan untuk membangun sebuah kompleks makam seniman sebagai bentuk perhargaan bangsa terhadap kiprah para seniman Indonesia yang mengharumkan nama bangsa di dunia.

Makam Seniman Giri Sapto, Peristirahatan Terakhir Maestro Seni Yogya
Makam Seniman Giri Sapto, Peristirahatan Terakhir Maestro Seni Yogya (yogyakarta.panduanwisata.id)

Pada awalnya, ide Sapto Hoedojo ini mendapatkan banyak penolakan, termasuk juga dari kalangan seniman itu sendiri. Para seniman yang biasa hidup dalam kesederhanaan dan idealisme melihat penghormatan ini terasa terlalu berlebihan bagi mereka.

Namun akhirnya impian Sapto Hoedojo ini terwujud ketika bupati Bantul di tahun 80an, KRT Suryopadmo Hadiningrat menyerahkan sebidang tanah desa di kawasan Imogiri timur tepatnya pada bukit gajah kepada Sapto Hoedojo, Posisi bukit gajah berada pada sisi selatan dari bukit Pajimatan, Girirejo yang digunakan sebagai makam raja Imogiri.

Pada awalnya pemakaman seniman ini mendapat nama “Pengharum Bangsa”. Nama ini diberikan oleh Sultan Hamengkubuwono IX pada saat meresmikan makam ini pada tahun 1988. Namun atas inisiatif seniman dan Sapto Hoedojo sendiri, pemakaman ini berganti nama menjadi Giri Sapto hingga sekarang.

Baca Juga:  Candi Borobudur, Dengan Hubungan Alam Semesta

Lokasi makam ini juga sebenarnya sangat terjangkau. Anda bisa berjalan kaki sejauh 250 meter dari terminal Imogiri, Bantul. Tersedia banyak bis yang siap mengantarkan Anda dari terminal Giwangan menuju terminal Imogiri. Setiba di terminal Anda bisa pula menggunakan jasa pengendara ojek atau becak yang bisa dengan mudah Anda jumpai di terminal ini untuk langsung menuju lokasi makam seniman Giri Sapto ini.

Memasuki area pemakaman Anda akan menemukan aura yang berbeda dengan aura dari pemakaman di Giri Rejo dan Giri Loyo. Bila kedua pemakaman raja-raja dan keluarga mataram ini terkesan mistis dan sarat tradisi, maka pemakaman Giri Sapto justru terkesan lebih modern, rapi dan artistik.

Berhadapan langsung dengan hutan kayu putih yang menjadi tempat favorit para penggemar aktivitas berburu dan menembak, area makam seniman ini hadir dengan gerbang besa berbentuk setengah lingkaran berukuran diameter 10 meter. Tangga menuju puncak bukit makam juga tampak lebih luas dan terkesan modern serta elegan. Tampak sebuah papan nama penanda makam seniman yang besar pada salah satu sisi tangga.

Baca Juga:  Candi Banyunibo, Mengikat Dengan Suasana Damai

Makam pertama yang akan Anda jumpai ketika memasuki pelataran pertama dari undakan makam seniman ini adalah makan dari pendiri pemakaman, yakni Sapto Hoedojo yang meninggal di tahun 2003. Melewati beberapa tangga, Anda akan menjumpai beberapa makam tokoh seniman besar Indonesia dan Yogyakarta. Setiap makam disertai nisan pengenal lengkap dengan kiprah mereka dan tatanan nisan dan cungkup artistik yang memikat.

Beberapa tokoh besar yang dimakamkan di makam seniman Giri Sapto ini antara lain maestro lukis Indonesia H Widayat, KRT Sasmitadipura maestro tari dan gamelan, juga dua tokoh composer besar Indonesia seperti Kusbini dan El Manik.

Di akhir perjalanan ziarah, sempatkan mendaki undakan sampai ke puncak. Puncak dari makam seniman Giri Sapto ini adalah sebuah gardu pandang cantik yang artistik dengan nuansa jawa modern yang kental. Anda bisa menikmati panorama  cantik Imogiri, Bantul dan sekitarnya.

Baca juga : Serunya Main Air Murah Meriah Di Blue Lagoon, Sleman

Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas