Jajanan Khas Kota Yogyakarta, Sedia di Angkringan Pak Man

Jajanan Khas Kota Yogyakarta, Sedia di Angkringan Pak Man
Jajanan Khas Kota Yogyakarta, Sedia di Angkringan Pak Man

Nama angkringan mungkin memang sudah sangat familier di kota pelajar ini. Bagi Anda yang pernah bertinggal di kota ini di masa kuliah pasti sudah tau bahkan mungkin bersahabat dengan jajanan khas kota Yogakarta satu ini, angkringan.

Konon angkringan sudah ada bahkan sejak puluhan tahun lalu. Konsep angkringan masa lalu sedikit banyak sama dengan model angkringan masa kini. Gerobak jualan yang menjual aneka gorengan, makanan camilan murah meriah, nasi bungkus ukuran mini atau nasi kucing dan minuman sederhana macam teh, air jeruk, wedang jahe dan kopi.

Pada awalnya usaha penjualan makanana jajanan sederhana ini berjualan dengan cara berkeliling dan biasa di sebut dengan nama HIK alias Hidangan Istimewa Kampung. Namun kemudian sejak tahu 70an akhir model angkringan mulai muncul yakni konsep penjualan ala HIK yang bertempat secara permanen pada satu lokasi dengan gerobak.

Model angkringan inilah yang pada kemudian hari menjadi meraja lela di seluruh kota Yogyakarta hingga ke kawasan pelosok. Gerobak berukuran besar yang menyediakan aneka hidangan sederhana dan murah meriah macam telur puyuh pindang, usus bakar, tempe dan tahu bacem , tempe dan tahu bacem, mie dan sebagainya. Ditambah dengan aneka minuman yang tidak kalah sederhana namun disukai masyarakat Yogayakarta.

Sekarang ini Angkringan menjadi salah satu bagian dari gaya hidup masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya dengan konsep aera tongkrongan terbuka yang nyaman dan murah meriah. Kesederhanaan yang dikedepankan dari angkringan justru menjadi nilai utama dari angkringan selama puluhan tahun.

Baca Juga:  Malam Di Taman Pelangi, Serasa di Negeri Cahaya (Seru Banget)

Salah satu angkringan yang sudah melegenda dan sudah dibuka sejak puluha tahun adalah angkringan Pak Man yang berlokasi di sisi utara stasiun Tugu Yogyakarta. Itu sebabnya angkringan ini juga di kena dengan nama angkiringan stasiun  tuguu.

Angkringan ini buka 24 jam dan biasanya selalu dipenuhi oleh pengunjung setiap harinya. Bahkan pengunjungnya juga beragam, mulai dari anak muda hingga para bapak-bapak yang berkesempatan menikmati nostalgia kota Yogya. Banyak wisatawan sengaja menyempatkan diri datang ke angkringan ini untuk nostalgia di masa sekolah mereka dulu. Karena bisa jadi di masa kuliah atau masa sekolah mereka identik dengan jajanan murah meriah satu ini.

Tapi kalau Anda berkeinginan datang di waktu yang cenderung sepi, disarankan datang di sore atau siang hari ketika pengunjung belum membludak. Bila malam datang, angkringan ini seperti kebanjiran pengunjung bahkan hingga di luar kapasitas. Suasana angkringan memang terasa lebih eksotis dan berkesan ketika malam datang dan itu sebabnya tidak hanya di angkringan pak Man saja, tetapi di tiap angkringan yang tersebar di kota ini selalu tampak ramai di malam hari.

Kuliner jajanan khas kota Yogyakarta ini mungkin merupakan salah satu bentuk budaya rakyat kota ini dalam menikmati malam dengan sederhana dan murah meriah. Tidak ada batasan, karena di angkringan semua strata duduk melingkar atau lesehan bersama dan bergabung menjadi satu.

Baca Juga:  Upacara Peringatan Serangan Umum 1 Maret Hari Ini Berjalan Hikmat

Kembali soal keistimewaan angkringan Pak Man yang sudah bertahan puluhan tahun ini, dan apa dibalik kesuksesan dan nama besarnya. Rupanya bukan hanya soal umur saja yang membuat jajanan khas Yogyakarta legendaries ini tak punah di telan masa.

Karena rupanya faktor keistimewaaan hidangan  juga menempati posisi penting. Contohnya dengan kehadiran menu unik macam kopi joss yakni kopi hitam dengan gula dan celupan bongkahan arang. Konon arang yang bersifat karbon dapat menurunkan kadar racun dalam kopi.  Kopi dengan penyajian unik ini menarik minat banyak orang untuk datang dan sekedar mencicipi rasanya.

Selain itu menu hidangan di dalam usaha angkringan pak Man ini sebenarnya memang tidak biasa, karena pengelolanya secara khusus menyajikan makanan yang terjangkau namun dengan rasa dan proses masak yang tidak biasa. Soal rasa hidangan yang disajikan di angkringan ini terasa lebih legit dan nendang dari kebanyakan sajian di angkringan lain. Sehingga konsumen ketagihan meski harus membayar dengan harga tinggi.

Menikmati nasi kucing atau gorengan di angkringan sebenarnya sudah biasa. Tetapi kalau menikmatinya di dedengkotnya angkringan, salah satu legenda jajanan khas kota Yogyakarta janga ragu untu singgah sesaat di sisi utara stasiun Tugu Yogyakarta di sudut jalan Mangkubumi Yogyakarta. Dijamin untuk yang satu ini Anda bisa ketagihan dan datang lagi.

Baca juga : Kulineran Jogja di Pasar Kranggan

Photo by, petualanganveri.com

Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas