Panggung Krapyak, Penghubung Garis Imajiner Jogja Antara Gunung Merapi dan Pantai Selatan
Panggung Krapyak – Salah satu hal yang tak boleh lepas dari kota Yogya adalah sebuah garis imajiner yang menghubungkan titik utara di Merapi menuju laut selatan, melalui keraton, Alun-alun dan Panggung Krapyak.
Konon antara beberapa titik ini terdapat garis lurus imajiner yang menjadi koneksi antara Merapi dan pantai selatan di Parang Tritis.
Tetapi apa sebenarnya fungsi dari panggung Krapyak, bangunan yang berdiri di jalur antara Plnmgkung Gading dan Di Panjaitan?
Panggung dengan bentuk bangunan dua lantai berpola kubus ini sebenarnya adalah banguna pengintaian yang dimanfaatkan para raja masa lalu untuk berburu. Ini karena di masa lampau kawasan Krapyak ini adalah sebuah hutan belantara tempat beragam hewan buas berkeliaran.
Lokasi yang tak jauh dari keraton membuat kalangan keraton selalu menyukai aktivitas berburu.
Salah satunya adalah putra Panembahan Senopati bernama Raden Mas Jolang atau bergelar raja Kanjeng Sunan Hadi Prabuanyokrowati. Penggelarannya yang controversial karena membuat sang ayah terpaksa mengingkari janjinya pada satu istrinya, Ratna Dumilah keturunan Sultan Trenggono.
Beliau berjanji akan memberikan tahta pada putra laki-laki Ratna Dumilah, entah Pangeran Juminah atau Pangeran Lempuyang. Namun nyatanya malah menyerahkannya pada Sunan Hadi putra dari Ratu Pati.
Penobatan ini dilakukan untuk meredam konflik internal kerajaan oleh seorang pemberontak yang merupakan adik kandung Ratu Pati.
Konflik ini menyisakan masalah yang kemudian memicu pembunuhan terhadap Sunan Hadi di kawasan hutan Krapyak oleh seorang abdi dalem Pangeran Juminah yang kesal dengan kegagalan suksesi sang susuhunannya. Kisah ini menjadi latar penggelaran Sunan Hadi dengan gelar Pangeran Seda Krapyak.
Di masa berikutnya, kembali Krapyak menjadi satu destinasi raja Mataram untuk memuaskan hasrat berburu mereka. Pangeran Mangkubumi yang kemudian menjadi Hamengkubuwono I. Tokoh ini pula yang kemudian mendirikan panggung Krapyak.
Panggung Krapyak ini terkenal unik berkat bentuk bangunannya berbeda. Berbentuk kubus sempurna, dengan beberapa ruang intai yang berposisi tinggi. Bahkan beberapa pakar melihat panggung ini relatif tinggi untuk sekedar sebagai rumah intai hewan buas dan mencurigai posisinya sebagai ruang intai keamanan.
Ini karena bangunan ini berlantai dua dengan struktur tinggi, terdapat sebuah pintu dan dua jendela di setiap sisi bangunan tanpa pintu. Terdapat ruang dan lorong yang menghubungkan satu pintu ke pintu lain dalam bangunan.
Berbeda dengan lantai dua yang menyajikan ruang luas berbentuk hall dengan beberapa ruang intai di setiap sisinya. Sebuah lokasi nyaman bagi para raja dalam menikmati aktivitas berburu.
Dan bagi Anda bangunan tua dengan dinding berlumut ini memberi Anda satu kesempatan emas menelisik keunikan Jogja akan garis imajinernya. Bahkan bila Anda beruntung Anda bisa menemukan gunung Merapi dari kejauhan tepat di utara Anda.
Baca juga: Kuliner Legenda Jogja, Bakmie dan Teh Grempul Par Harjo Geno Yang Sitimewa di Hati
Kini Panggung Krapyak menyisakan sebuah bangunan berdinding kehitaman dan garis hjau tanda jejak lumut. Tapi kisah dibalik pendiriannya masih tersimpan dalam masyarakat Jogja.
Tinggalkan Balasan