Jajal Kuliner Surabaya Penyetan Bebek Goreng Ibu Nur

Sesampainya di stasiun Gubeng, dalam hati rasanya pengen langsung jajal kuliner Surabaya yang pastinya akan beda. Namun, beda cerita bila datang kesana karena keperluan pekerjaan, jadi harus keliling – keliling dulu (Silaturahmi). Hingga waktu Maghrib tiba, jalan – jalan urusan pekerjaan ini akhirnya usai.

Jajal Kuliner Surabaya Penyetan Bebek Goreng Ibu Nur
Jajal Kuliner Surabaya Penyetan Bebek Goreng Ibu Nur (Photo by, sobatJogja.com)

Malam mulai menyelimuti Surabaya, jalanan seperti biasa tetap macet layaknya jalanan Ibu kota. Namun, pemandangan unik yang saya lihat adalah taman – taman hijau nan asri terus diupayakan untuk dibangun. Mengingat wilayah Surabaya yang merupakan kota tua di Indonesia, harus terus di tata.

Agar pemukiman – pemukiman serta jumlah pendatang yang tidak terkontrol tidak semakin membuat Surabaya makin runyam. Upaya Walikota Surabaya sendiri memang terbilang sangat berani dan memang sudah seharunya demikian. Sebab ini demi kepentingan bersama, supaya tata ruang kota makin asyik dan Surabaya makin Sparkling.

Menyusuri sepanjang sungai yang pinggirnya di bangun taman – taman bermain, tercium bau sedap di warung pinggir jalan. Alhasil waktu yang tepat mengingat saya sudah lapat, akhirnya bisa menikmati spori kuliner Surabaya. Tenda sederhana, serta sepanduk hijau dengan tulisan simple “Penyetan” yang kerap saya lihat juga di Jogjakarta.

Baca Juga:  Informasi Jadwal Kereta Surabaya Malang (Bonus Tips Liburan Hemat)

Selembar menu disuguhkan oleh sang pemilik yang nampak bekerja seorang diri, dengan senyum ramahnya saya memilih segelas jeruk hangat. Dan highlight –nya adalah bebek goreng yang bikin saya penasaran dengan cita rasanya. Sembari menunggu makanan jadi, saya asyik sendiri melihat keramain Ibu kota tepat di depan mata.

Sebuah sensasi yang hanya bisa anda rasakan bila makan di warung pinggir jalan seperti ini. Meski begitu miris juga melihat kebanyakan trotoar juga jadi tempat jualan sekaligus merampas hak pejalan kaki. Dan hal ini memang ada di Indonesia, tapi itulah seninya sekalipun sering di tertibkan para pedangan ini tetap saja balik lagi.

Memang upaya pemerintah ini tidak harus hanya mementingkan urusan politic saja, kalau ada niat untuk di tertibkan mestinya ada jalan tengahnya juga. Sehingga dari masyakarakat untuk masyarakat, yah semoga para petinggi itu memikirkan masalah simple ini. Lanjut ke kuliner Surabaya, akhirnya yang ditunggu – tunggu datang.

Seporsi bebek goreng ala Ibu Nur, secuil bebek goreng kemudian di cocol ke sambal goreng pedas lalu di coel dengan nasi putih hangat. Kunyah – kunyah ciri khas kuliner Jawa Timur langsung nendang lidah. Yap rasa asin gurih yang khas bikin ngiler, tidak puas dengan sesuap bebek goreng.

Baca Juga:  Mini Homestay Malang: Penginapan Murah Tengah Kota, Yang Rekomen

Kini cuilan bebek goreng disantap dengan timun segar, digerus dengan kemangi rasanya jadi makin istimewa. Rasa asin gurih ini pertama kali saya rasakan, karena ciri khas kuliner Yogyakarta yang asin gurih agak manis. Menimbulkan emosi baru dalam tatanan rasa lidah saya ini.

Jajal Kuliner Surabaya Penyetan Bebek Goreng Ibu Nur
Jajal Kuliner Surabaya Penyetan Bebek Goreng Ibu Nur

Sehingga perjalanan semi liburan ini memang layak untuk di publikasi, apalagi ini baru selembar cerita mengenari kuliner Surabaya. Next time saya akan coba lagi eksplore lebih banyak lagi wisata kuliner Surabaya. Karena setelah makan malam di warung Ibu Nur ini saya harus istirahat sebelum pagi buta besok menuju Jember. – Salam orange marmalade

Baca juga : Sambal Welut Pak Sabar Sajian se-Kilo Kuliner Jogja Mantap

Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas