Asiknya Nguping Obrolan Penikmat Kudapan Angkringan di Jogja

Angkringan di Jogja – Malam minggu yang syahdu memang paling pas nongki – nongki bareng pasangan, tapi problemnya kalau “jomblo”. Nah, ngenes deh, pilihan cuman dua, “hidupin lappy maen game atau ngemil sambil nonton film di kamar”. Dengan “doa” yang sama, yaitu semoga turun hujan deras biar makin syahdu.

Asiknya Nguping Obrolan Penikmat Kudapan Angkringan di Jogja
Asiknya Nguping Obrolan Penikmat Kudapan Angkringan di Jogja (Photo by, instagram/maznda21)

Lalu kemudian masa muda-mu dilewatkan begitu saja, SADARLAH KAWAN! you are young wild and free! terserah status lu jomblo or no. Ingatlah! keberanian Bung Karno (The First President of Republic Indonesia) dengan tegas berkata “Beri aku 10 pemuda, maka aku akan guncang dunia!”.

Kalimat tersebut jelas dan tegas keyakinan beliau terhadap pemuda Indonesia “pada masa itu”. Wah, bakalan panjang ini urusan kalau bahas soal itu, karena masa telah berbeda.

Kebetulan problem ini hampir kebanyakan pemuda kekinian mengalaminya (termasuk penulis) yaitu rasa painful. Alih – alih tidak ingin melewatkan malam minggu dengan cara yang suram, akhirnya niatan ke-angkringan muncul.

Style calm, baju kaos, jeans sobek dilutut, sendal jepit hampir bolong, kemudian keluarin 10.000-an di dompet masukin kantong, lanjut ke angkringan dekat rumah.

Nampak terlihat kumpulan manusia – manusia jomblo sedang berkumpul :V (yang ngomong gak ngerasa) dari kejauhan. Sesampainya di angkringan langsung pesan teh jahe panas biar greget, melawan dinginya malam di Jogja.

Kebetulan orang – orang angkringan kali ini isinya para mahasiswa / mahasiswi (kebetulan rumah dekat UGM & UNY). Tak perlu waktu lama segelas teh jahe panas sudah dihidangkan, lalu comot roti goreng satu, cemil kunyah – kunyah. Terdengar gelak tawa dari jeng – jeng rumpis lagi ngobrolin Song Joong-Ki (Aktor Drama Korea Booming) di k-drama Descendants of The Sun.

Baca Juga:  Wisata Kuliner Soto Babat Jogja Pak Marto

Rupanya para jomblowati memiliki cara sendiri melewatkan malam minggu yang syahdu ini di angkringan. Sementara itu para bapak – bapak ini pada ngobrolin semi final liga champions, lengkap dengan prediksi ala – ala macam ahli peneliti sepak bola.

Di waktu yang sama, siapa yang mau tak ajak ngobrol kalau begini ? udah dateng sendirian gak ada temen ngobrol.

Ngalir saja mbak – mbak (belum kenalan) disebelah kanan, ajakin ngobrol aja biar greget nanyain udah nonton sampai episode berapa ? Alhasil tertawalah teman – teman disebelahnya.

Yup! seperti itulah angkringan di Jogja, tanpa disangka memang selalu jadi tempat terbukanya inspirasi. Dari inspirasi angkringan ini juga pernah berhasil bikin tulisan dengan 3.000+ visitor/day yang kemudian jadi pembuktian jemari ini merangkai kata.

Hampir setiap malam, tepatnya ketika senja mulai kembali keperaduan, barisan penjaja angkringan di Jogja mulai bergerak layaknya batalion yang siap menjaga pos – pos di sudut Kota Jogja yang syahdu. Sudah banyak sekali review – review angkringan di Jogja yang sudah pernah di muat di Sobat Jogja namun dengan bahasan yang detail dan lebih formal.

Baca Juga:  Kuliner Tradisional Ingkung Pak Budi, Roso Hotel Rego Ndeso

Intinya, entah itu di angkringan, mall, alun – alun kidul, malioboro, atau dimanapun tempat sobat biasa ngumpul di Jogja. Tetaplah positif, jangan terbelenggu oleh bayang – bayang yang selalu mengikat-mu pada kenangan (terlihat mudah memang) namun dengan cara yang pasti be positive!.

Tetap pada norma – norma yang berlaku di Jogja, dengan tidak melakukan vandalism or lebih parah lainya, silahkan melewatkan malam minggu di Jogja dengan sebaik – baiknya. Mungkin saja dari sebuah angkringan di Jogja, sobat bisa menemukan ide -ide briliant atau bahkan bisa menemukan ide penelitian yang bisa diangkat sebagai judul skripsi.

Wah, tentu itu akan menjadi kenangan yang istimewa dan memang tujuan kita menimba ilmu jauh – jauh itu untuk tidak sekedar lulus dan mendapat gelar sarjana. Tapi, setidaknya dari penelitian yang kita angkat bisa berguna bagi masyarakat luas dan pastinya bermanfaat.

Nah, itu asyiknya nguping obrolan orang – orang angkringan di Jogja, karena setiap waktu selalu beda topik dan bahasan. Mungkin saja diantara bahasan – bahasan tersebut muncul ide, dan memang pembasan yang positif akan menghasilkan ide positif juga, so tunggu apalagi ? yuk, nangkring.

Rincian pengeluaran :

  • Teh Jahe Hangat – IDR 2.000
  • Roti Goreng x2 – IDR 3.000
  • Total, IDR 5.000,- (sisa 5.000 Mayan.)
Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas